Kegiatan panen petani di wilayah Kecamatan Gunem, misalnya. Sawah tadah hujan seluas 1.327 hektare di wilayah itu, rata-rata menghasilkan produksi 7,4 ton gabah kering panen per hektare. Jumlah itu mengalami peningkatan, karena sebelumnya tidak mencapai angka itu.
“Rata-rata produksi padi di sawah tadah hujan dalam panen ini, peningkatannya berkisar 15 persen,” kata Koordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan Gunem, M Santoso,
Disampaikan, peningkatan produksi padi pada sawah tadah hujan karena ketersediaan air. Sebab dengan tingginya curah hujan yang turun, secara otomatis menunjang pemenuhan kebutuhan air.
Kondisi itu berbeda saat penanaman musim kemarau. Sawah-sawah itu rawan mengalami kekeringan, sehingga sulit untuk. menghasilkan produksi padi yang maksimal.
Peningkatan produksi padi juga terjadi pada sawah irigasi dan program SRI. Santoso menyampaikan, rata-rata produksi padi pada sawah irigrasi 8,3 ton dan program SRI 9,93 ton per hektare.
Hasil produksi serupa juga terjadi di wilayah Kecamatan Karangpucung. Sebagaimana disampaikan Koordinator Penyuluh Pertanian setempat, Darsim, produksi padi pada sawah tadah hujan berkisar 7,3 ton gabah kering panen per hektare. Padahal produksi padi pada musim hujan sebelumnya berkisar 6,5 ton per hektare.
“Malahan kalau musim kemarau, biasanya cuma 6,1 sampai 6,2 ton per hektare,” papar dia.
Berdasarkan data BP2KP Kecamatan Karangpucung, sawah di wilayah itu 1.728 hektare. Sebanyak 630 hektare di antaranya merupakan sawah irigasi, sehingga yang tadah hujan 1.098 hektare
Tidak ada komentar:
Posting Komentar